30 Juli 2016, sebuah inagurasi didalam ruangan megah
dikampusku, orang-orang berjubah hitam berkumpul mengikuti perayaan untuk
mempurnakan statusnya sebagai mahasiswa yang selama ini bersanding diatas
pundaknya. Raut bahagia terpancar dari benak setiap orang bertoga, begitu pula
dengan keluarga yang mengiring ‘pesta’ tersebut. Begitu pula dengan aku,
keluargaku pun menyambut dengan gembira diluar, siapa yang tidak bangga seorang
anak yang tumbuh besar, sekarang sudah berhasil menyandang gelar akademik
diujung namanya.
Lalu apakah itu sebuah akhir? Tidak. Euforia kebahagiaan
hanya bertahan sekejap, selanjutnya tantangan dikehidupan nyata menyambut
dengan tantangan terbuka. Gelar akademik yang disandang, dipandang sebagian
orang bisa memberikan dengan mudah pekerjaan yang diidamkan, nyatanya? Tidak.
Gelar yang disandang bukan sebuah jalan pintas untuk sebuah pintu yang
dinamakan kesuksesan. Tantangan rintangan silih bergantian menghampiri setiap
insan yang ingin sampai kepada pintu kesuksesan. Lalu apa yang aku lalukan
setelah seremoni yang begitu meriah itu?
Sebelum merencanakan kelulusan, aku sudah mempunyai rencana
untuk hidup kedepan. Sarjana Hubungan Internasional yang aku sandang, belum
cukup bagiku, untuk menggapai pintu kesuksesan yang digenggam oleh tangan ini.
Aku masih membutuhkan ilmu yang bisa merealisasikan semua khayalan yang ada
dalam benakku. Lalu apa khayalan yang ada didalam benak pikiranku? Saya selalu
bercerita kepada kawan, sahabat, keluarga, handai taulan “aku ingin bekerja dimulai
dari tempat tidurku”. Apa maksudnya, saya ingin berwirausaha, menjadi saudagar
yang mandiri dan merdeka. Idealis betul memang, begitu sebagian orang yang
memandang. Ya, betul sangat idealis tidak realistis menghadapi zaman
.
Lantas setelah itu apa yang aku lakukan? Aku
memohon restu bapak dan ibu untuk melanjutkan pendidikan disalah satu sekolah
bisnis yang ada di negeri ini. Apakah modal ilmu cukup untuk mencapai semua
itu? Tidak juga! Perlu pengalaman yang luas bagai samudera diselatan sana.
Menjadi saudagar merupakan hal yang baik, seperti pesan Rasul dalam agama yang
ku anut, Sembilan dari sepuluh pintu rejeki berasal dari berdagang. Presiden
Negeri ini juga menyampaikan, Negeri ini butuh 5,8 Juta saudagar muda baru. Apakah
tidak mau menjadi bagian dari 5,8 juta itu?
0 comments:
Post a Comment