Beberapa hari kebelakang public dikejutkan dengan beredarnya
video Gubernur Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang diduga melakukan tindakan
penistaan agama. Pada video yang beredar terlihat Ahok pada saat melakukan
kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu sempat melontarkan kalimat “...bapak ibu
jangan mau dibohongi pake Al-Maidah 51...”. Sontak viralnya video tersebut
memancing reaksi public khususnya umat Islam yang merasa tersinggung oleh
sikap/perkaataan Ahok tersebut.
Pada awalnya Ahok tetap bersikeras bahwa ia tidak bermaksud
untuk melakukan penistaan/pelecehan terhadap Al-Qur’an. Bahkan ia menyarankan
untuk melihat video secara full/penuh yang diunggah oleh channel resmi Pemda DKI. Namun, walaupun beliau telah
menyarankan untuk melihat video yang utuh pada bagian tersebut, secara awam
bisa dilihat ada perkataan yang keluar dari Gubernur Ahok yang melukai umat
Islam dan memancing reaksi public yang luar biasa. Alhasil beberapa ormas Islam
melaporkan tindakan gubernur Ahok kepada pihak yang berwajib.
Derasnya reaksi public yang menginginkan Gubernur Ahok untuk
diadili terkait pasal penistaan agama membuat Ahok menyatakan permintaan
maafnya. Beliau meminta maaf akan kegaduhan yang dibuatnya, beliau juga
menyebutkan telah ditegur secara keras oleh MUI DKI Jakarta. Untuk itu beliau
akan menghindari perkataan yang bisa menimbulkan polemic ditengah-tengah
masyarakat.
Walaupun Ahok telah menyatakan permintaan maafnya namun
proses hukum yang tengah berjalan di pihak Kepolisian terus berlanjut. Laporan
yang telah dilaporan oleh beberapa elemen masyarakat tidak dicabut. Pada
umumnya masyarakat memaafkan Gubernur Ahok namun dalam rangkan
mendapatkan keadilan masyarakat teteap mengharapkan proses hukum terus
berlanjut. Supaya diketahui secara terang benderang terkait kasus tersebut.
Banyak masyarakat mengharapkan bahwa hukum tidak hanya tajam kebawah tapi juga
tajam kepada seluruh elemen.
Ahok merupakan tokoh kontroversial, kebijakan yang
dikeluarkannya kerap mendapat tentangan dari beberapa pihak. Ahok tergambarkan
sosok muda yang bersih dan tegas namun akhir-akhir ini menjelang pilkada DKI
beliau kerap disibukaan dengan isu-isu beberapa kasus yang konon akan menyeretnya ke dalam
bui.
PILKADA DKI dan Al-Maidah 51
Pilkada DKI merupakan isu yang sangat seksi pada era saat
ini. Terdapat tiga Pasangan calon yang akan berlaga memperebutkan kursi
gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Dari tiga pasangan calon tersebut sang
petahana Gubernur Ahok beserta wakilnya Djarot maju kembali untuk memperebukan
kursi DKI 1 dan 2. Sang petahana ditantang oleh kedua penantangnya yaitu,
Anies-Sandiaga dan Agus-Sylvi.
Walaupun belum ada
penetapan oleh KPU secara resmi namun aroma persaingan antar calon Gubernur dan
wakil Gubernur sudah mulai terasa. Kerap isu SARA muncul untuk menjatuhkan
salah satu pasangan calon gubernur dan Wakil Gubernur.
Ahok merupakan Gubernur non muslim yang dicalonkan oleh
PDIP, Golkar, Hanura dan Nasdem. Kehadiran beliau sebagai gubernur kerap
ditentang oleh beberapa pihak karena berbeda keimanannya. Selain itu sikapnya
yang kadang temperamental membuat masyarakat tidak bersimpatik terhadap dia.
Munculnya video potongan kunjungan kerja Ahok kepulau Seribu yang memuat perkataan keluar dari
mulut Ahok yang cukup menyakiti umat Islam, membuat posisi Ahok tersudut. Dalam
ayat tersebut intinya menyebutkan bahwa umat Islam dilarang memilih kafir untuk
menjadi pemimpinnya. Pada video tersebut Ahok terkesan mengajak warganya untuk
tidak mau dibohongi oleh orang yang menggunakan ayat tersebut sebagai tameng
untuk tidak memilihnya.
Peristiwa tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
elektabilitas dari Gubernur AHok itu sendiri untuk pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI pada 2017 mendatang. DKI Jakarta dengan dihuni masyarakat mayoritas
muslim tentu akan memberikan efek terhadap elektabilutas Ahok, karena bagaimana
tidak umat islam sangat tersinggu dengan perkataan yang keluar dari sodara
Ahok.
Terlepas dari isu tersebut, pada akhir-akhir ini berdasarkan
beberapa hasil survey menunjukan bahwan tren elektabilitas sang petahana mulai
menurun. Sementara itu penantang-penantang petahana terus meroket naik
mendekati elektabilitas sang petahana.
Islam dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Demokrasi dalam
Republik ini dipengaruhi oleh budaya islam. Sebagai penduduk mayoritas islam
tentu mereka menginginkan dan mengharapkan untuk dipimpin oleh pemimpin muslim
yang seiman dengan mereka. Ahok sebagai petahana yang bersal dari kalangan non
muslim seyogyanya tidak mengelurkan perkataan perkataan yang sensitive dan
memancing reaksi umat muslim. Karena negeri ini pernah mengalami hal yang cukup
pahit, karena konflik sara pernah terjadi pada negeri ini.
Sebagai pejabat public yang akan maju kembali bertarung pada
pilkada kali ini, tentu terlihat wajib cuti bagi petahana merupakan hal yang
sangat mutlak. Terlihat pada viralnya video ahok yang terindikasi terdapat
kegiatan yang berbau/bersinggungan dengan Pilkada DKI pada saat kunjungan
kerjanya. Sudah selayaknya pula Gubernur Ahok sebagai pejabat publik untuk
menjaga sikapnya agar tidak memicu pergesekan di masyarakat…
Ditulis oleh: @ergifathur Founder dari Erginesia Institute
Hanya opini pribadi penulis, tidak ada tendensi atau kepentingan apapun
Hanya opini pribadi penulis, tidak ada tendensi atau kepentingan apapun
BOLAVITA merupakan salah satu website judi yang sangat terkenal di Indonesia yang banyak pemainnya saat ini. BOLAVITA menyediakan cukup banyak permainan yang menarik yang cukup memuaskan untuk Anda yang ingin mencoba bermain
ReplyDeleteTidak hanya itu, BOLAVITA juga menyedikan PROMO BONUS MENARIK loh !!!
Kenapa harus memilih BOLAVITA ?
> DEPOSIT dan WITHDRAW cukup gampang dan diproses paling lama 2 menit saja.
> Pelayanan 24 jam NONSTOP
> Data pribadi merupakan privacy
Ada bonus new member lohh !!!
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623
#bolavita #promobolavita #judionlinebolavita #bonusbolavita #slotbolavita #judibolavita #bolavitadepobsi #depositbsi