ERGINESIA SHARING EVERYTHING, LEARN EVERYTHING

Keep with us to increase our knowledge and understanding.

VISIT US

Keep visit www.erginesia.blogspot.com

Wednesday 12 October 2016

Ahok, PILKADA DKI dan Surat Al-Maidah:51

Beberapa hari kebelakang public dikejutkan dengan beredarnya video Gubernur Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang diduga melakukan tindakan penistaan agama. Pada video yang beredar terlihat Ahok pada saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu sempat melontarkan kalimat “...bapak ibu jangan mau dibohongi pake Al-Maidah 51...”. Sontak viralnya video tersebut memancing reaksi public khususnya umat Islam yang merasa tersinggung oleh sikap/perkaataan Ahok tersebut. 

Pada awalnya Ahok tetap bersikeras bahwa ia tidak bermaksud untuk melakukan penistaan/pelecehan terhadap Al-Qur’an. Bahkan ia menyarankan untuk melihat video secara full/penuh yang diunggah oleh channel  resmi Pemda DKI. Namun, walaupun beliau telah menyarankan untuk melihat video yang utuh pada bagian tersebut, secara awam bisa dilihat ada perkataan yang keluar dari Gubernur Ahok yang melukai umat Islam dan memancing reaksi public yang luar biasa. Alhasil beberapa ormas Islam melaporkan tindakan gubernur Ahok kepada pihak yang berwajib. 

Derasnya reaksi public yang menginginkan Gubernur Ahok untuk diadili terkait pasal penistaan agama membuat Ahok menyatakan permintaan maafnya. Beliau meminta maaf akan kegaduhan yang dibuatnya, beliau juga menyebutkan telah ditegur secara keras oleh MUI DKI Jakarta. Untuk itu beliau akan menghindari perkataan yang bisa menimbulkan polemic ditengah-tengah masyarakat. 

Walaupun Ahok telah menyatakan permintaan maafnya namun proses hukum yang tengah berjalan di pihak Kepolisian terus berlanjut. Laporan yang telah dilaporan oleh beberapa elemen masyarakat tidak dicabut. Pada umumnya masyarakat memaafkan Gubernur Ahok namun dalam rangkan mendapatkan keadilan masyarakat teteap mengharapkan proses hukum terus berlanjut. Supaya diketahui secara terang benderang terkait kasus tersebut. Banyak masyarakat mengharapkan bahwa hukum tidak hanya tajam kebawah tapi juga tajam kepada seluruh elemen. 

Ahok merupakan tokoh kontroversial, kebijakan yang dikeluarkannya kerap mendapat tentangan dari beberapa pihak. Ahok tergambarkan sosok muda yang bersih dan tegas namun akhir-akhir ini menjelang pilkada DKI beliau kerap disibukaan dengan isu-isu beberapa kasus yang konon akan menyeretnya ke dalam bui. 

PILKADA DKI dan Al-Maidah 51

Pilkada DKI merupakan isu yang sangat seksi pada era saat ini. Terdapat tiga Pasangan calon yang akan berlaga memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Dari tiga pasangan calon tersebut sang petahana Gubernur Ahok beserta wakilnya Djarot maju kembali untuk memperebukan kursi DKI 1 dan 2. Sang petahana ditantang oleh kedua penantangnya yaitu, Anies-Sandiaga dan Agus-Sylvi. 

Walaupun  belum ada penetapan oleh KPU secara resmi namun aroma persaingan antar calon Gubernur dan wakil Gubernur sudah mulai terasa. Kerap isu SARA muncul untuk menjatuhkan salah satu pasangan calon gubernur dan Wakil Gubernur. 

Ahok merupakan Gubernur non muslim yang dicalonkan oleh PDIP, Golkar, Hanura dan Nasdem. Kehadiran beliau sebagai gubernur kerap ditentang oleh beberapa pihak karena berbeda keimanannya. Selain itu sikapnya yang kadang temperamental membuat masyarakat tidak bersimpatik terhadap dia.
Munculnya video potongan kunjungan kerja Ahok kepulau  Seribu yang memuat perkataan keluar dari mulut Ahok yang cukup menyakiti umat Islam, membuat posisi Ahok tersudut. Dalam ayat tersebut intinya menyebutkan bahwa umat Islam dilarang memilih kafir untuk menjadi pemimpinnya. Pada video tersebut Ahok terkesan mengajak warganya untuk tidak mau dibohongi oleh orang yang menggunakan ayat tersebut sebagai tameng untuk tidak memilihnya. 

Peristiwa tersebut tentu akan berpengaruh terhadap elektabilitas dari Gubernur AHok itu sendiri untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI pada 2017 mendatang. DKI Jakarta dengan dihuni masyarakat mayoritas muslim tentu akan memberikan efek terhadap elektabilutas Ahok, karena bagaimana tidak umat islam sangat tersinggu dengan perkataan yang keluar dari sodara Ahok. 

Terlepas dari isu tersebut, pada akhir-akhir ini berdasarkan beberapa hasil survey menunjukan bahwan tren elektabilitas sang petahana mulai menurun. Sementara itu penantang-penantang petahana terus meroket naik mendekati elektabilitas sang petahana. 

Islam dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Demokrasi dalam Republik ini dipengaruhi oleh budaya islam. Sebagai penduduk mayoritas islam tentu mereka menginginkan dan mengharapkan untuk dipimpin oleh pemimpin muslim yang seiman dengan mereka. Ahok sebagai petahana yang bersal dari kalangan non muslim seyogyanya tidak mengelurkan perkataan perkataan yang sensitive dan memancing reaksi umat muslim. Karena negeri ini pernah mengalami hal yang cukup pahit, karena konflik sara pernah terjadi pada negeri ini. 

Sebagai pejabat public yang akan maju kembali bertarung pada pilkada kali ini, tentu terlihat wajib cuti bagi petahana merupakan hal yang sangat mutlak. Terlihat pada viralnya video ahok yang terindikasi terdapat kegiatan yang berbau/bersinggungan dengan Pilkada DKI pada saat kunjungan kerjanya. Sudah selayaknya pula Gubernur Ahok sebagai pejabat publik untuk menjaga sikapnya agar tidak memicu pergesekan di masyarakat… 

Ditulis oleh: @ergifathur Founder dari Erginesia Institute
Hanya opini pribadi penulis, tidak ada tendensi atau kepentingan apapun

Majalengka (dulu) yang kelak akan dirindukan?


Hiruk pikuk suasana desa yang begitu tetram dan sunyi telah berubah, seiring dengan bergulirnya waktu. Kehidupan masyarakat desa yang begitu dinamis telah berubah mengarah kepada era masyarakat urban perkotaan. Kondisi ttersebut sedang terjadi pada sebuah kabupaten di timur Jawa Barat yang bernama Majalengka.

Majalengka dengan segala keterbatasan dan kemampuannya telah mulai berubah, menjadikan tagline majalengka membangun telah membuat kondisi dan suasana Majalengka yang dinamis menjadi suasana perkotaan yang keras, penuh dengan kesibukan. 

Berpindahnya industri-industri ke kota ini  telah menggusur kaum petani yang terpaksa kehilangan lahan pekerjaannya, karena kebanyakan lahannya berubah menjadi beton-beton industri. Selain itu hadirnya indusri-industri raksasa ke kota ini cukup memberikan efek terhadap industry tradisional yang selama ini telah menjadi identitas dari Majalengka itu sendiri. Perlu adanya perhatian dan perlindungan pemerintah terhadap industri-industri tradisional, supaya identitas yang selama ini hadir tidak hilang digerus perubahan zaman. 

Namun disisi lain, dengan hadirnya industri-industri besar di kota ini telah memberikan hadirnya lapangan pekerjaan yang cukup luas, sehingga para pemuda pemudi tidak harus marantau ke kota-kota besar mempertaruhkan nasibnya untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak. Selain itu sudah pasti dengan berkembangnya Majalengka menjadi daerah tujuan investasi tentu memberikan dampak terhadap PAD dari Kabupaten Majalengka itu sendiri. 

Perekonomian majalengka berubah, berputar menjadi ekonomi industrialist. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, namun apakah sebuah pembangunan itu harus melulu soal pembangunan fisik dan peningkatan investasi? Bagaimana dengan kesejahteraan jiwa dari masyarakatnya itu sendiri? 

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa Majalengka akan berubah menjadi kota Metropolitan seiring dengan hadirnya sebuah lapangan terbang internasional disisi utara, di tunjang dengan akses infrastruktur yang begitu dahsyat yang melintasi kabupaten ini, serta dengan bergesernya iklim investasi ke kota ini. Sebuah prestasi capaian yang luar biasa yang perlu kita haturkan kepada elemen-elemen yang telah bersusah payah membuat Majalengka menjadi seperti sekarang ini. Namun apakah semua itu yang kita cari? 

Berkembangnya Majalengka menjadi sebuah daerah metropolis perlu adanya antisipasi dari sediakala. Jangan sampai hadirnya kehidupan urban dikota ini menjadi bumerang kepada kita sendiri, identias atau jatidiri Kabupaten Majalengka itu sendiri hilang seiring dengan hadirnya kehidupan urban. Pembangunan merupakan hal yang kerap kali digunakan sebagai tujuan didalam mengembangkan suatu daerah atau Negara. Namun, harus kita cermati bersama sebuah pembangunan tidak akan berjalan maksimal jika tidak diiringi dengan pembangunan jiwa dari masyarakatnya itu sendiri. 

Pembangunan jiwa seperti apa yang diharapkan? bukankah dengan hadirnya pembangunan fisik itu akan memberikan peningkatan dalam pembangunan jiwa terhadap masyarakatnya? Pembangunan fisik merupakan salah satu aspek yang harus dihadirkan, namun tidak serta merta pembangunan fisik bisa secara otomatis meningkatan pengkiatan kesejahteraan jiwa dari masyarakat. Pembangunan fisik bisa memberikan kontribusi negative terhadap index of happiness dari mayarakat itu sendiri. Contohnya seperti ini, pembangunan di Jakarta telah membuat kondisi masyarakat menjadi stress, karena tersendatnya aktifitas sehari-hari akibat dari pembangunan yang terjadi tidak terbangunnnya kesejahteraan dari Masyarakatnya itu sendiri. 

Dari contoh tersebut bisa dilihat, pembangunan yang terjadi di ibukota tidak serta merta memberikan peningkatan kesejahteraan jiwa terhadap masyarakatnya disebabkan oleh apa? Tidak dibarenginya pembangunan kesejahteraan jiwa terhadap masyarakatnya. Pembangunan fisik harus dibarengi dengan peningkatan kejejahteraan jiwa masyarakatnya. Jangan sampai hadirnya pembangunan fisik malah mengakibatkan masyarakat tidak mendapatkan kebahagiaan sebelumnya. 

Majalengka sebagai kota yang akan memulai menjadi sebuah kota metropolis harus mempersiapkan dengan betul supaya pembangunan yang dicanangkan tidak menjadi bumerang kepada kita sendiri. Perlu adanya perencaan dan riset yang komprehensif untuk mempersiapkan semua ini. Majalengka harus tetap menjadi Majalengka dengan identitasnya, Majalengka harus tetap mejadi rumah bagi kami untuk kembali merajut melanjutkan mimpi mebangun masa depan.

Ditulis oleh: @ergifathur Founder dari Erginesia Institute
Hanya opini pribadi penulis, tidak ada tendensi atau kepentingan apapun.