ERGINESIA SHARING EVERYTHING, LEARN EVERYTHING

Keep with us to increase our knowledge and understanding.

VISIT US

Keep visit www.erginesia.blogspot.com

Saturday 19 November 2016

Siapakah pemenang Pilkada DKI? Ini jawabannya

Pilkada DKI akan digelar pada februari 2017 mendatang. Sejak waktu pendaftaran suhu politik di ibukota mulai memanas. Strategisnya pilkada DKI untuk konstelasi politik nasional membuat partai-partai berlomba mengerahkan berbagai cara dan strategi untuk memenangkan Pilkada DKI. Kejutan demi kejutan lahir menjelang pemilihan gubernur DKI 2017 mendatang.

Dimulai dengan dicalonkan nya Ahok sang petahana melalui jalur partai yang sebelumnya diketahui sempat mengalami hubungan yang panas dengan partai politik, diterjunkanya Agus Harimurti Yudhoyono untuk bertarung di Pilkada DKI yang secara mengejutkan dunia perpolitikan nasional serta membelotnya Anies Baswedan dari kubu pendukung pemerintah menjadi calon Gubernur yang diusung partai oposisi pemerintah. Dari kejutan kejutan tersebut membuat suansana perpolitikan ibukota semakin panas, semakin menarik untuk diperhatikan oleh masyarakat Indonesia.

Ada opini yang menyebutkan bahwa pilkada DKI ini merupakan pertarungan 3 tokoh nasional, yakni: Megawati, SBY dan Prabowo. Memang strategisnya pilkada DKI membuat tokoh-tokoh politik nasional berlomba-lomba turun gunung mengerahkan strategi nya untuk memenangkan Pilkada DKI. Hari demi hari masyarakat Indonesia semakin dibuat penasaran dengan hasil pilkada DKI, oleh karena itu mari simak analisis dibawah ini, siapa sebenarnya yang berpotensi untuk memenangkan Pilkada DKI 2017 mendatang.

Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni

Banyak kalangan yang menyebutkan bahwa pasangan ini merupakan pasangan yang sangat ideal untuk memimpin Jakarta. Perpaduan antara militer dan birokrat dipandang merupakan komposisi yang sangat pas untuk memimpin Jakarta 5 Tahun mendatang. Turunnya Agus Yudhoyono dalam suasanya kondisi perpolitikan Jakarta sangat mengejutkan dunia politik nasional. Karena dari beberapa prediksi sebelum pemilihan tidak beredarnya nama Agus dalam bursa calon gubernur DKI. Lahirnya Agus tentu menyulitkan beberapa lawan politik untuk menjatuhkan beliau, karena dari background masa lalu tentu sangat sulit ditemukan skandal atau hal yang bisa dijadikan kartu as untuk menyerang agus karena selama ini Agus berkarir dimiliter dengan pangkat terakhir adalah Mayor.

Agus merupakan calon Gubernur DKI termuda dibandingkan dari calon-calon lainnya. Kemampuannya memimpin dalam militer tentu tidak diragukan, peraih Adhi Makayasa  ini tidak perlu lagi diragukan kecerdasan dan kemampuannya memimpin. Namun beberapa kalangan menilai bahwa sosok Agus belum bisa untuk memimpin Jakarta disamping karena beliau belum mempunyai pengalaman dalam dunia politik. Namun dukungan dari SBY sang ayahnya sendiri merupakan suplemen yang sangat luar biasa bisa memberikan dampak positif terhadap Agus.

Berpasangannya dengan Sylviana murni merupakan kolaborasi yang pas, Sylviana yang selama ini dikenal sebagai birokrat murni tentu yang sangat paham birokrasi DKI tentu melengkapi dari kekurangan Agus. Slyviana muri adalah seorang birokrat tulen yang cerdas sangat menguasai permasalahan yang terjadi di DKI ini.

Pada akhir-akhir ini survey dari pasangan ini cukup menggembirakan pendukungnya, tersangkanya Ahok tentu memberikan efek positif terhadap pasangan ini. Dari hasil survey LSI pasangan ini berada dalam posisi kedua dengan nilai 30,9 persen dibawah pasangan Anies dan Sandi yang harnya terpaut 1 persen. Tentu beberapa bulan kedepan hasil hasil survey elektabilitas akan terus berubah secara dinamis. Tapi setidaknya sampai saaat ini elektabilitas dari pasangan ini memberikan optimisme untuk para pendukung dari pasangan ini.

Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat 

Basuki Tjahaja Purnama sang petahana yang tetap berpasangan dengan rekan duetnya Djarot Syaiful Hidayat dipercaya untuk maju kembali untuk mengikuti Pilkada DKI 2017 yang diusung oleh, PDIP, Golkar, Nasdem dan Hanura. Sebagai petahana tentu pasangan ini diunggulkan, mereka sudah mempunyai popularitas yang baik dimasyarakat, karena masyarakat sudah sangat mengenal sebelumnya. Namun tidak berarti walupun mereka sudah mempunyai kelebihan bakal berjalan dengan mulus memenangkan pilkada DKI 2017 mendatang. Banyak sekali kekurangan petahana yang bisa dijadikan senjata oleh lawan-lawan politik. Fenomena seorang Ahok pun perlu diakui dapat memberikan dampak potisitif dan negatif terhadap perolehan suara pasangan ini.

Ahok merupakan tokoh yang sangat kontroversial dalam dunia politik Indonesia. Kebijakan-kebijakannya kadang tidak bisa diterima oleh beberapa pihak. Selain itu sikap kepemimpinan nya yang cenderung seperti arogan membuat Ahok tidak disenangi oleh beberapa kalangan. Beberapa kasus korupsi yang hangat di ibukota kerap muncul dugaan bahwa Ahok akan tersangkut namu hal tersebut terbantahkan seperti ada invisible hand yang melindungi sodara Ahok. Hal hal seperti ini yang kerap memberikan citra negatif terhadap pasangan ini, yang terlihat seperti pemimpin untuk kalangan atas saja, karena banyak kebijakan selama memimpin DKI terkesan tidak pro wong cilik. 

Terakhir publik nasional dikejutkan dengan ucapan Ahok dalam sambutan kunjungan kerjanya di Kepulauan Seribu yang mengandung unsur penistaan terhadap agama yang tentu ini sangat menyinggung terhadap umat Islam di Indonesia. Umat Islam di Indonesia merespon sangat luar biasa terhadap kasus ini. Terdapat 14 laporan polisi serta terjadin unjuk rasa masal dibeberapa tempat menuntut diadilinya sodara Ahok karena dianggap telah menghina Al-Qur'an. Sampai-sampai pada 4 November 2017 terjadi aksi yang luar bisa, diperkirakan aksi tersebut merupakan aksi terbesar sepanjang sejarah Indonesia karena lebih dari 2 juta orang berkumpul di Jakarta berdemonstrasi di depan Istana Negara menuntut ditangkapnya sodara Ahok. Kasus ini tentu sangat menggerus elektabilitas dari sodara Ahok, bahkan dari hasil survey LSI yang tervaru yang menyebutkan elektabiltas pasangan ini kurang dari 11 persen.


Kasus penistaan sodara Ahok ini cukup merepotkan Presiden Republik Indonesia, karena situasi rakyat sangat marah terhadap kejadian ini, membuat perpecahan terjadi dikhawatirkan kejadian 1998 terulang kembali. Atas dasar tuntutan rakyat, polisi diberikan waktu 2 minggu untuk mengusut secara tuntas kasus Ahok ini. Dan pada saat ini Ahok telah ditetapkan menjadi seorang tersangka. Staatus tersangka tentu memberikan dampak yang lagi lagi cukup dahsyat terhadap pasangan ini. Karena mereka harus berjuang menyakinkan masyarakat untuk memilih pasangan ini, yang akhir-akhir ini tren elektabilitas pasangan ini terus menurun, bahkan diperkirakan sangat mustahil untuk memenangkan Pilkada dengan satu putaran.

Anies Baswedan dan Sandiaga Uno 
 
Anies Baswedan dan Saniaga Uno ini merupakan pasangan yang diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera. Pasangan ini lahir pada saat last minutes sebelum pendaftaran cagub dan cawagub DKI ditutup. Sebelumnya partai Gerindra dan PKS telah mendeklarasikan Sandi dan Mardani Ali Sera untuk posisi Cagub dan Cawagub tapi entah mengapa mungkin terjadi dinamika sehingga membuat pasangan tersebut urung untuk didaftarkan malah muncul nama baru yakni sodara Anies Baswedan.

Merpatnya Anies Baswedan ke kubu Prabowo tentu mengejutkan beberapa pihak, mengingat pada waktu Pilpres 2014 kemarin Anies merupakan sosok sentral yang berhasil mengantarakan Jokowi menduduki kursi Presiden Republik Indonesia, dan pada masa kampanye kerap meberikan sindiran sindiran yang cukup pedas terhadap lawan politik yakni Prabowo Subianto. Namun tidak ada yang abadi dalam politik, sekarang Anies berada dalam lingkungan oposisi pemerintah, beliau diusung oleh partai partai oposisi dari pemerintah.

Anies baswedan merupakan tokoh nasional yang seperti dari antitesis Ahok, beliau yang cukup santun tentu merupakan kelebihan yang bisa dijadikan senjata untuk menggusur sang petahana. Tokoh yang terkenal dengan gerakan Indonesia Mengajar dan Turun Tangan nya membuat kapabilitas Anies tidak diragukan lagi dalam kepemimpinannya. Sempat menjadi bagian dari eksekutif menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayan yang walaupun harus diberhentikan oleh Jokowi tentu menjadi nilai positif untuk pasangan ini. Walaupun banyak pihak tetap meragukan Anies untuk memimpin Jakarta dengan kelembutannya karena ada opini jakarta ini keras perlu pemimpin yang keras untuk memimpin Jakarta. Namun ketegasan bukan berarti identik dengan keras, ketegasan itu bisa hadir dalam kelembutan.

Sandiaga Uno sang pasangannya merupakan penguasaha yang sukses, mempunyai intelektual yang sangat baik diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap Jakarta. Kesuksesannya memimpin dan mengembangkan perusahaan-perusahaannya tentu merupakan bukti nyata dari Sandiaga Uno. Walaupun pada masa kampanye sebelumnya kerap terlibat perselisihan dengan sang petahana. Munculnya nama dari perusahaannya pada Panama papers kerap dijadikan senjata oleh lawan-lawan politiknya. Namun sepertinya isu panama papers tidak mampu bertahan lama untuk menjatuhkan pasangan ini. Malahan dari hasil survey LSI pasangan ini merupakan pemuncak klasemen survey elektabilitas dengan 31,9 persen yang tentu ini sangat menggembirakan bagi para pendukungnya.

Lalu siapa pemenangnya?

DKI merupakan miniatur Indonesia, hasil dari pilkada DKI bisa dijadikan gambaran untuk Pemilu 2019 mendatang. Maka dari itu DKI merupakan hal yang sangat penting bagi partai partai politik nasional. Walaupun hanya sekelas Pilkada namun suasanya seperti pertarungan pada pemilihan presiden, membuat tokoh tokoh politik nasional turun gunung.

Pada awalnya Pasangan Ahok-Djarot diprediksi akan memenangkan pertarungan ini berdasarkan dari survey-survey lektabilitas pada saat awal sebelum munculnya pasangan pasangan penantang petahana didukung dengan dukungan partai pemenang pemilu 2014 yang berhasil mengantarkan Jokowi duduk di kursi Presiden Republik Indonesia. Namun hari demi hari tren dari pasangan ini terus menurun ketidak konsistenan Ahok kerap memicu kegaduhan merupakan hal yang membuat elektabilitas turun, apalagi terakhir kasus penistaan Agama cukup membuat kondisi negara ini memanas dan sudah pasti kebanyakan pemilih muslim dari pasangan ini membatalkan dukungannya ditambah sekarang Ahok telah ditetapkan menjadi seorang tersangka yang sudah pasti sangat sangat menggerus suara dari pasangan ini. Isu agama merupakan isu yang sangat sensitif. Jadi melihat dari kenyataan tersebut pasangan ini nampaknya sulit untuk sekedar bertahan pada putaran pertama pilkada DKI.

Turunnya Agus yang dibekingi oleh SBY diperkirakan mampu untuk memenangi Pilkada ini, walaupun sepertinya pasangan ini mesti head to head melawan pasangan Anies Sandi. Karena diprediksi pilkada akan berlangsung dua putaran dan akan ada satu pasangan terlempar pada putaran pertama. Pasangan Anies Sandi dan Agus Slyvi akan bersaing ketat memperebutkan posisi gubernur DKI. Diizinkannya Agus untuk turun dalam pertarungan gubernur DKI oleh SBY tentu dengan perhitungan yang sangat matang. Bisa kita lihat bagaimana ketika SBY menang pada saat Pilpres 2004, turun dengan elektabilitas rendah namun mampu memenangkan pertarungan. SBY merupakan jenderal yang sangat ahli dalam strategy, sangat pintar dalam menempatkan sesuatu. Posisi demokrat yang non blok diparlemen juga merupakan hasil dari kejeniusan seorang SBY.

Namun perkiraan ini bisa saja berubah melihat perkembangan dinamika politik DKI sampai hari pemilihan mendatang.

Wednesday 12 October 2016

Ahok, PILKADA DKI dan Surat Al-Maidah:51

Beberapa hari kebelakang public dikejutkan dengan beredarnya video Gubernur Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang diduga melakukan tindakan penistaan agama. Pada video yang beredar terlihat Ahok pada saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu sempat melontarkan kalimat “...bapak ibu jangan mau dibohongi pake Al-Maidah 51...”. Sontak viralnya video tersebut memancing reaksi public khususnya umat Islam yang merasa tersinggung oleh sikap/perkaataan Ahok tersebut. 

Pada awalnya Ahok tetap bersikeras bahwa ia tidak bermaksud untuk melakukan penistaan/pelecehan terhadap Al-Qur’an. Bahkan ia menyarankan untuk melihat video secara full/penuh yang diunggah oleh channel  resmi Pemda DKI. Namun, walaupun beliau telah menyarankan untuk melihat video yang utuh pada bagian tersebut, secara awam bisa dilihat ada perkataan yang keluar dari Gubernur Ahok yang melukai umat Islam dan memancing reaksi public yang luar biasa. Alhasil beberapa ormas Islam melaporkan tindakan gubernur Ahok kepada pihak yang berwajib. 

Derasnya reaksi public yang menginginkan Gubernur Ahok untuk diadili terkait pasal penistaan agama membuat Ahok menyatakan permintaan maafnya. Beliau meminta maaf akan kegaduhan yang dibuatnya, beliau juga menyebutkan telah ditegur secara keras oleh MUI DKI Jakarta. Untuk itu beliau akan menghindari perkataan yang bisa menimbulkan polemic ditengah-tengah masyarakat. 

Walaupun Ahok telah menyatakan permintaan maafnya namun proses hukum yang tengah berjalan di pihak Kepolisian terus berlanjut. Laporan yang telah dilaporan oleh beberapa elemen masyarakat tidak dicabut. Pada umumnya masyarakat memaafkan Gubernur Ahok namun dalam rangkan mendapatkan keadilan masyarakat teteap mengharapkan proses hukum terus berlanjut. Supaya diketahui secara terang benderang terkait kasus tersebut. Banyak masyarakat mengharapkan bahwa hukum tidak hanya tajam kebawah tapi juga tajam kepada seluruh elemen. 

Ahok merupakan tokoh kontroversial, kebijakan yang dikeluarkannya kerap mendapat tentangan dari beberapa pihak. Ahok tergambarkan sosok muda yang bersih dan tegas namun akhir-akhir ini menjelang pilkada DKI beliau kerap disibukaan dengan isu-isu beberapa kasus yang konon akan menyeretnya ke dalam bui. 

PILKADA DKI dan Al-Maidah 51

Pilkada DKI merupakan isu yang sangat seksi pada era saat ini. Terdapat tiga Pasangan calon yang akan berlaga memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Dari tiga pasangan calon tersebut sang petahana Gubernur Ahok beserta wakilnya Djarot maju kembali untuk memperebukan kursi DKI 1 dan 2. Sang petahana ditantang oleh kedua penantangnya yaitu, Anies-Sandiaga dan Agus-Sylvi. 

Walaupun  belum ada penetapan oleh KPU secara resmi namun aroma persaingan antar calon Gubernur dan wakil Gubernur sudah mulai terasa. Kerap isu SARA muncul untuk menjatuhkan salah satu pasangan calon gubernur dan Wakil Gubernur. 

Ahok merupakan Gubernur non muslim yang dicalonkan oleh PDIP, Golkar, Hanura dan Nasdem. Kehadiran beliau sebagai gubernur kerap ditentang oleh beberapa pihak karena berbeda keimanannya. Selain itu sikapnya yang kadang temperamental membuat masyarakat tidak bersimpatik terhadap dia.
Munculnya video potongan kunjungan kerja Ahok kepulau  Seribu yang memuat perkataan keluar dari mulut Ahok yang cukup menyakiti umat Islam, membuat posisi Ahok tersudut. Dalam ayat tersebut intinya menyebutkan bahwa umat Islam dilarang memilih kafir untuk menjadi pemimpinnya. Pada video tersebut Ahok terkesan mengajak warganya untuk tidak mau dibohongi oleh orang yang menggunakan ayat tersebut sebagai tameng untuk tidak memilihnya. 

Peristiwa tersebut tentu akan berpengaruh terhadap elektabilitas dari Gubernur AHok itu sendiri untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI pada 2017 mendatang. DKI Jakarta dengan dihuni masyarakat mayoritas muslim tentu akan memberikan efek terhadap elektabilutas Ahok, karena bagaimana tidak umat islam sangat tersinggu dengan perkataan yang keluar dari sodara Ahok. 

Terlepas dari isu tersebut, pada akhir-akhir ini berdasarkan beberapa hasil survey menunjukan bahwan tren elektabilitas sang petahana mulai menurun. Sementara itu penantang-penantang petahana terus meroket naik mendekati elektabilitas sang petahana. 

Islam dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Demokrasi dalam Republik ini dipengaruhi oleh budaya islam. Sebagai penduduk mayoritas islam tentu mereka menginginkan dan mengharapkan untuk dipimpin oleh pemimpin muslim yang seiman dengan mereka. Ahok sebagai petahana yang bersal dari kalangan non muslim seyogyanya tidak mengelurkan perkataan perkataan yang sensitive dan memancing reaksi umat muslim. Karena negeri ini pernah mengalami hal yang cukup pahit, karena konflik sara pernah terjadi pada negeri ini. 

Sebagai pejabat public yang akan maju kembali bertarung pada pilkada kali ini, tentu terlihat wajib cuti bagi petahana merupakan hal yang sangat mutlak. Terlihat pada viralnya video ahok yang terindikasi terdapat kegiatan yang berbau/bersinggungan dengan Pilkada DKI pada saat kunjungan kerjanya. Sudah selayaknya pula Gubernur Ahok sebagai pejabat publik untuk menjaga sikapnya agar tidak memicu pergesekan di masyarakat… 

Ditulis oleh: @ergifathur Founder dari Erginesia Institute
Hanya opini pribadi penulis, tidak ada tendensi atau kepentingan apapun

Majalengka (dulu) yang kelak akan dirindukan?


Hiruk pikuk suasana desa yang begitu tetram dan sunyi telah berubah, seiring dengan bergulirnya waktu. Kehidupan masyarakat desa yang begitu dinamis telah berubah mengarah kepada era masyarakat urban perkotaan. Kondisi ttersebut sedang terjadi pada sebuah kabupaten di timur Jawa Barat yang bernama Majalengka.

Majalengka dengan segala keterbatasan dan kemampuannya telah mulai berubah, menjadikan tagline majalengka membangun telah membuat kondisi dan suasana Majalengka yang dinamis menjadi suasana perkotaan yang keras, penuh dengan kesibukan. 

Berpindahnya industri-industri ke kota ini  telah menggusur kaum petani yang terpaksa kehilangan lahan pekerjaannya, karena kebanyakan lahannya berubah menjadi beton-beton industri. Selain itu hadirnya indusri-industri raksasa ke kota ini cukup memberikan efek terhadap industry tradisional yang selama ini telah menjadi identitas dari Majalengka itu sendiri. Perlu adanya perhatian dan perlindungan pemerintah terhadap industri-industri tradisional, supaya identitas yang selama ini hadir tidak hilang digerus perubahan zaman. 

Namun disisi lain, dengan hadirnya industri-industri besar di kota ini telah memberikan hadirnya lapangan pekerjaan yang cukup luas, sehingga para pemuda pemudi tidak harus marantau ke kota-kota besar mempertaruhkan nasibnya untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak. Selain itu sudah pasti dengan berkembangnya Majalengka menjadi daerah tujuan investasi tentu memberikan dampak terhadap PAD dari Kabupaten Majalengka itu sendiri. 

Perekonomian majalengka berubah, berputar menjadi ekonomi industrialist. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, namun apakah sebuah pembangunan itu harus melulu soal pembangunan fisik dan peningkatan investasi? Bagaimana dengan kesejahteraan jiwa dari masyarakatnya itu sendiri? 

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa Majalengka akan berubah menjadi kota Metropolitan seiring dengan hadirnya sebuah lapangan terbang internasional disisi utara, di tunjang dengan akses infrastruktur yang begitu dahsyat yang melintasi kabupaten ini, serta dengan bergesernya iklim investasi ke kota ini. Sebuah prestasi capaian yang luar biasa yang perlu kita haturkan kepada elemen-elemen yang telah bersusah payah membuat Majalengka menjadi seperti sekarang ini. Namun apakah semua itu yang kita cari? 

Berkembangnya Majalengka menjadi sebuah daerah metropolis perlu adanya antisipasi dari sediakala. Jangan sampai hadirnya kehidupan urban dikota ini menjadi bumerang kepada kita sendiri, identias atau jatidiri Kabupaten Majalengka itu sendiri hilang seiring dengan hadirnya kehidupan urban. Pembangunan merupakan hal yang kerap kali digunakan sebagai tujuan didalam mengembangkan suatu daerah atau Negara. Namun, harus kita cermati bersama sebuah pembangunan tidak akan berjalan maksimal jika tidak diiringi dengan pembangunan jiwa dari masyarakatnya itu sendiri. 

Pembangunan jiwa seperti apa yang diharapkan? bukankah dengan hadirnya pembangunan fisik itu akan memberikan peningkatan dalam pembangunan jiwa terhadap masyarakatnya? Pembangunan fisik merupakan salah satu aspek yang harus dihadirkan, namun tidak serta merta pembangunan fisik bisa secara otomatis meningkatan pengkiatan kesejahteraan jiwa dari masyarakat. Pembangunan fisik bisa memberikan kontribusi negative terhadap index of happiness dari mayarakat itu sendiri. Contohnya seperti ini, pembangunan di Jakarta telah membuat kondisi masyarakat menjadi stress, karena tersendatnya aktifitas sehari-hari akibat dari pembangunan yang terjadi tidak terbangunnnya kesejahteraan dari Masyarakatnya itu sendiri. 

Dari contoh tersebut bisa dilihat, pembangunan yang terjadi di ibukota tidak serta merta memberikan peningkatan kesejahteraan jiwa terhadap masyarakatnya disebabkan oleh apa? Tidak dibarenginya pembangunan kesejahteraan jiwa terhadap masyarakatnya. Pembangunan fisik harus dibarengi dengan peningkatan kejejahteraan jiwa masyarakatnya. Jangan sampai hadirnya pembangunan fisik malah mengakibatkan masyarakat tidak mendapatkan kebahagiaan sebelumnya. 

Majalengka sebagai kota yang akan memulai menjadi sebuah kota metropolis harus mempersiapkan dengan betul supaya pembangunan yang dicanangkan tidak menjadi bumerang kepada kita sendiri. Perlu adanya perencaan dan riset yang komprehensif untuk mempersiapkan semua ini. Majalengka harus tetap menjadi Majalengka dengan identitasnya, Majalengka harus tetap mejadi rumah bagi kami untuk kembali merajut melanjutkan mimpi mebangun masa depan.

Ditulis oleh: @ergifathur Founder dari Erginesia Institute
Hanya opini pribadi penulis, tidak ada tendensi atau kepentingan apapun.  

Thursday 22 September 2016

Masih relevankah PDI Perjuangan sebagai Partai 'Wong CIlik'?

Dicalonkannya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) oleh partai demokrasi Indonesia perjuangan sebagai calon gubernur DKI Jakarta, menimbulkan pro dan kontra terjadi di masyarakat. Banyak kalangan yang menyesalkan terhadap keputusan PDIP terkait Pilkada DKI Jakarta. PDIP yang notabene mengikrarkan diri sebagai partai wong cilik, seolah-olah sedang bertransformasi mengubah identitasnya sebagai partai wing cilik. Kenapa demikian? Telah kita ketahui bahwa Ahok ketika menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta kerap mengeluarkan kebijakan-kebijakan kontroversial yang tidak berpihak kepada rakyat miskin seperti penggusuran. Yang mana itu tentu tidak relevan dengan PDIP sebagai partai wong cilik.

Sebelum dipilihnya Ahok untuk dijagokan oleh partai demokrasi Perjuangan sempat terjadi dinamika yang cukup hangat antara Ahok dan Partai Politik. Ahok mengganggap bahwa partai politik sudah tidak relevan karena banyak terjadi keputusan-keputusan transaksional yang notabene tidak disukai oleh Ahok. Ahok memilih untuk maju di Pilgub DKI melalui independen dengan dukungan teman Ahok yang katanya telah mendapatkan dukungan KTP sebanyak 1 juta.

Kekeuhnya Ahok untuk maju independen membuat PDIP yang sebelumnya dekat Ahok kerap terlibat perselisihan perbedaan pendapat. Ahok yang menginginkan tetap berpasangan dengan Djarot tidak mendapatkan restu dari PDIP jika ia tetap maju melalui independen. Sebagai partai besar dan senior tidak mungkin PDIP menuruti keinginan Ahok yang notabene dia hanya seorang politisi biasa, walaupun dia memiliki popularitas yang tinggi di DKI.

Namun semua cerita itu telah berakhir, Ahok memutuskan untuk maju lewat partai politik setelah mendapatkan tambahan dukungan dari partai Golkar, yang sebelumnya telah mendapatkan dukungan Nasdem dan Hanura. Dengan keyakinannya maju melalui partai Ahok kerap merayu PDIP untuk mendukunganya. Dibebeberapa kesempatan Ahok kerap 'romantis' dengan ketum PDIP seolah-olah mengisyaratkan bahwa sang ketum mendukung Ahok walau belum diputuskan secara resmi melalui partai. Pada 20 September 2016 saat-saat last minute PDIP mengumumkan bahwa akan mengusung Ahok-Djarot pada pilkada mendatang.

Dengan keputusan PDIP untuk mengusung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI mendatang, menjadi sebuah isu yang seksi terkait PDIP yang selalu mengklaim dirinya sebagai partai wong cilik. Ahok dikenal sebagi Gubernur DKI yang ditak pro sebagai partai wong cilik. Arogansi sikap ahok kerap membuat simpati masyarakat menurun terhadap sosok Ahok. Masyarakat menginginkan sosok pemimpin yang santun dan mempunyai kepemimpinan yang baik.

Akar rumput PDIP pun bergejolak dengan diputuskannya Ahok untuk diusung pada Pilkada DKI. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan seperti mengkhianati suara wong cilik, yang pada pemilu legislatif dan pilpres mempunyai peran besar untuk memenangkan PDIP dan Jokowi. Terlepas dari Pilkada DKI relevansi PDIP sebagai partai wong cilik juga sepertinya agak berubah, dipegangnya pucuk kekuasaan oleh PDIP tidak berarti kebijakannyapun berpihak kepada wong cilik. Naiknya harga BBM, melesetnya target tax amnesty itu mengisyaratkan bahwa PDIP sudah tidak relevan lagi disebut sebagai partai wong cilik.

Namun semua itu kembali lagi terhadap penilaian masyarakat, masih layakkah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan disebut sebagai partainya wong cilik?

Wednesday 18 May 2016

Setya Novanto Terpilih Sebagai Ketua Umum Golkar: Keuntungan atau Kerugian?

Setya Novanto terpilih sebagai ketua umum partai Golongan Karya melalui MUNASLUB partai Golkar di Bali. Setya Novanto ditetapkan sebagai ketua umum terpilih partai Golkar setelah melalui proses pemilihan melalui sistem voting. Pada pemilihan kali ini, partai golkar menerapkan sistem pemilihan tertutup. Setelah sebelumnya menuai polemik yang cukup panjang antara melalui pemilihan tertutup atau terbuka. Pada proses pemilihan kali ini ada tujuh calon yang mengikuti pemilihan ketum golkar, namun dari hasil pemilihan pada putaran pertama suara didominasi oleh suara Setya Novanto dan Ade Komarudin. Suara Ade Komarudin cukup terpaut jauh dengan Setya novanto. Setelah hasil pemilihan ketua umum putaran pertama keluar, sebenarnya Setya Novanto belum bisa ditetapkan sebagai pemenang, karena setiap calon yang berhasil mengumpulkan suara lebih dari 30 persen, berhak untuk melaju ke putaran kedua. Setya Novanto dan Ade Komarudin lah yang berhak untuk melaju kepada pemilihan kedua, karena suara keduanya melebihi 30 persen.

Kendati Setya novanto dan Ade komarudin berhak untuk melaju kepada putaran kedua namun terjadi sebuah kejadian menarik. Yaitu calon lainnya Ade komarudin menyatakan mengundurkan diri dari proses pemilihan ketua umum Golkar, maka dari itu Setya Novanto secara otomatis ditetapkan sebagai ketua umum terpilih Partai Golkar periode 2016-2019. Cukup menarik dan mengejutkan untuk beberapa pihak terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua umum Golkar periode 2016-2019. Ada beberapa fakta menarik didalam proses Munaslub partai Golkar, salah satunya adalah persaingan antara Jusuf Kalla dan Luhut Binsar Panjaitan.

Kedua tokoh tersebut merupakan sesepuh partai Golkar. Bagi beberapa pihak menilai kedua tokoh tersebut mempersiapkan untuk memenangkan calon yang disusungnya masing masing secara tidak langsung. Terjadi statement-statement yang dikeluarkan oleh Luhut Panjaitan terkait Presiden kurang setuju dengan Ketum Parpol yang rangkap jabatan. Pernyataan tersebut seolah oleh "menyerang" kubu Ade Komarudin yang seperti telah diketahui bahwa Ade sekarang menjabat sebagai Ketua DPR Republik Indonesia. Menariknya pernyataan dari Luhut itu dibantah oleh Jusuf Kalla, bahwa Presiden tidak kebertan dengan ketum rangkap jabatan. Sangat menarik persaingan yang cukup ketat dalam proses pemilihan ketua umum partai Golkar. Kekuatan Jusuf Kalla dan keluarga cendana yang sepertinya mendukung Ade Komarudin untuk menduduki posisi sebagi ketua umum partai Golkar belrum mampu mempengaruhi membawa Ade komarudin menduduki posisi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.

Karir politik Setya Novanto cukup terseok-seok ketika beliau menjadi Ketua DPR RI. Kala itu, skandal kasus 'papa minta saham' cukup menyedot perhatian publik. hal tersebut menjadi trending tropic yang cukup panas dan membuat Setya Novanto harus menerima kenyataan kasusnya disidangkan didalam Mahkamah Kehormatan Dewan. Reaksi masyarakat yang cukup hebat sangat menudutkan partai Golkar dan Setya novanto itu sendiri kala itu. Setelah melalui dinamika yang cukup panjang sebelum keluar hasil dari persidangan Mahkamah kehormatan Dewan, Setya Novanto menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Praktis kasus yang berjalan dalam Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI terhenti karena Novanto telah mengundurkan diri.

Skandal kasus tersebut salah satu hal yang dikhawatirkan dari sosok Setya Novanto, walaupun sebenarnya Setya Novanto merupakan politikus yang senior dari partai Golkar. Beberapa pihak dalam proses kampanye dan pemilihan ketum golkar kerap menjadikan skandal tersebut sebagai bahan untuk menyerang Novanto. Namun hal itu pula cepat diredam oleh timses Novanto itu sendiri.

Dalam tubuh partai Golkar pula, isu yang cukup menyeruak bahwa setiap suara untuk salah satu calon berharga miliaran rupiah. Cukup fantastis katakanlah jika satu suara dibayar 1 miliar dikali misal 200 suara sudah mencapai 200 miliar. Tentu ini merupakan hal yang sangat buruk jika benar bernar terjadi bukan saja bagi Golkar tapi bagi demokrasi di Indonesia itu sendiri. Memang sistem demokrasi liberal yang berlaku saat ini membuat orang-orang yang mempunyai cukup uang/modal yang bisa mendapatkan posisi. Ongkos politik yang besar membuat politisi-politisi berkualitas namun tidak mempunyai modal cukup besar tidak mampu bersaing melawan saudagar-saudagar yang mempunyai modal besar. Tidak heran memang isu 'uang' dalam proses pemilihan ketum partai-partai politik di Indonesia kerap terdengar.

Setelah Golkar melahirkan Setya Novanto sebagai ketua umum maka tantangan selanjutnya bagaimana membuat Golkar kembali berjaya untuk mengarungi dunia perpolitikan negeri ini. Golkar merupakan partai besar warisan dari orde baru, yang kala itu merupakan golongan yang cukup kuat dan sangat berpengaruh. Tiga tahun lagi Golkar akan menghadapi pemilihan umum sekaligus pemilihan Presiden Republik Indonesia. Pada saat itulah keppemimpinan Setya Novanto diuji. Apakah dia bisa melebihi apa yang ketum sebelumnya peroleh atau malah Golkar akan merosot dibawah kepemimpinan Setya novanto. Beredar kabar dalam pilpres mendatang Golkar akan mengusung Jokowi sebagai Capres seperti yang dilansir oleh detik.com. Cukup menarik dan mengejutkan apabila benar terjadi seperti itu. Selama ini setelah reformasi memang Golkar belum bisa memenangkan kadernya menjadi Presiden Republik Indonesia. Memang sudah saatnya menyiapkan calon untuk pilpres mendatang. Namun pertanyaannya apakah haru Jokowi? penulis pribadi meniali Golkar merupakan partai yang cukup matang dan sangat senior. Pasti Golkar mempunyai formula dan potensi yang sangat besar dari akdernya itu sendiri. Namun apakah kondisi ini merupakan keputusasaan Golkar karena sejak reformasi golkar tidak mempu mengantarkan kadernya menjadi Presiden Republik Indonesia.

Sudah saatnya Golkar dibawah kepemimpinan Novanto berbenah setelah konflik yang cukup panjang melanda partai berlambang beringin ini. 1,5 tahun merupakan waktu yang sangat lama untuk sebuah konflik partai politik. Munaslub di Bali merupakan proses rekonsiliasi yang harus dimanfaatkan sebagik mungkin. Ditengah beberapa ketidak percayaan beberapa pihak kepada Novanto untuk memimpin Golkar, Novanto harus bisa meyakinkan dan mengembalikan kejayaan Partai Golkar. Jangan biarkan tradisi-tradisi buruk yang selama ini terjadi yang merugikan partai terus terjadi. Novanto harus bisa menjawab tantangan, jangan sampai Golkar yang dulu selalu berjaya menjadi sebuah sejarah yang terukir dalam buku sejarah partai politik Indonesia.


Penulis,
Ergi Fathurachman
Direktur Erginesia Institute dan Pemerhati Politik Nasional

*) tulisan ini merupakan opini pribadi penulis tidak memihak kepada salah satu pihak.

Monday 16 May 2016

Sanksi FIFA dicabut, sepak bola Indonesia mau kemana?

Setelah hampir satu tahun dunia sepak bola Indonesia mengalami mati suri karena diberikan sanksi oleh federasi sepak bola tertinggi dunia FIFA, akhirnya sanksi tersebut telah dicabut dalam kongres FIFA yang dilaksanakan di Mexico city 12-13 mei kemarin. Sontak hal ini sambut penuh suka cita oleh seluruh elemen pencita sepak bola tanah air. FIFA menjatuhkan sanksi terhadap sepakbola Indonesia dikarenakan mereka menganggap telah terjadinya intervensi pemerintah Indonesia terhadap federasi sepakbola nasional (PSSI) dengan memberikan pembekuan terhadap induk organisasi sepakbola tanah air tersebut. FIFA dalam hal ini sangat memberikan perhatian yang cukup serius terhadap intervensi pemerintah. FIFA sangat menolak dan melarang dengan tergas setiap bentuk intervensi pemerintah terhadap federasi nasional.

Selama kurun waktu satu tahun dibekukannya sepakbola Indonesia, denyut kompetisi di negeri ini harus terputus. Indonesia super league (ISL) yang musing 2015 telah digulirkan memasuki pekan ke 3, harus dihentikan dengan alasan force mejeure dikarenakan tidak diberikannya izin pelaksanaan baik oleh BOPI maupun POLRI dalam perihal keamanan. Tentu ini memunculkan reaksi yang cukup dahsyat dari insan pecinta sepakbola tanah air. Pro dan kontra terjadi, disatu sisi beberapa elemen menyatakan apa yang dilakukan oleh KEMENPORA terhadap PSSI itu sudah benar, mereka menuntut untuk perbaikan tata kelola sepak bola nasional. Namun, dilain pihak juga memberikan penilaian bahwa apa yang dicita-citakan oleh Menpora untuk mereformasi tata kelola sepakbola itu baik, namun dengan cara yang kurang tepat.

Di Indonesia pagelaran kompetisi sepak bola nasional bisa dikatakan memberikan efek yang luar biasa, tidak hanya kepada pelaku sepak bola itu sendiri namun kepada seluruh pihak yang menggantungkan hidupnya dalam sepak bola. Dalam kondisi sulit ditengah sanksi FIFA tentu sepakbola Indonesia dipinggirkan dari dunia sepak bola internasional. Beberapa event FIFA tidak bisa diikuti oleh sepak bola Indonesia termasuk Persipura Jayapura yang kala itu sengang melakoni piala AFC harus merelakan didepak karena situasi sepakbola nasional sedang berada dalam hukuman FIFA. Pemerintah dalam hal ini sebagai pihak yang dituntut untuk bertanggung jawab memutar otak untuk mengembalikan gairah industri sepakbola nasional.

Beberapa turnamen berskala nasional digelar, untuk mengisi kekosongan selama sanksi FIFA. Dimulai dari piala kemerdekaan, piala presidan, piala jenderal soedirman sampai piala bhayangkara. Yang dalam turnamen tersebut melahirkan idola baru, munculnya klub dari TNI yang bermain sangat baik dalam gelaran piala Jendral Soedirman melahirkan idola baru dalam dunia sepakbola indonesia, walaupun tim tersebut masih dalam katogi amatir.

Terlepas dari turnamen-turnamen yang digulirkan, proses hukum juga dijalani oleh pihak yang berseteru. Kali ini adalah PSSI dan Kemenpora RI. Dengan dikeluarkannya surat pembekuan oleh Kemenpora RI praktis seluruh aktifitas PSSI tidak diakui keberadaannya. PSSI melayangkan gugatan terhadap Pengadilan Tata Usaha Negara untuk mencabut SK Pembekuan PSSI. Proses hukum dipengadilan pertada ini cukupp alot dan cukup menarik untuk diikuti. Pada gugatan pertama, PTUN mengabulkan gugatan PSSI sehingga meminta Kemepora untuk mencabut SK Pembekuan. Namun, semua tidak berakhir sampai disana Kemenpora melakukan banding ke tingkat pengadilan yang lebih tinggi namun sampai di tingkat Mahkamah Agung (MA) Kemenpora harus merelakan bahwa banding nya tidak diterima atau dengan kata lain ditolak, mereka harus mencabut SK Pembekuan PSSI.

Menarik jika kita melihat proses hukum yang berjalan, negara dalam hal ini yang diwakilkan oleh Kemenpora kalak telak bahkan sampai 3-0 semua tingkat pengadilan. Apakah ada proses yang salah dalam penerbitan SK pembekuan PSSI oleh Kemenpora RI? Entahlah, namun jika diamati memang terjadi hal yang salah terkait pembekuan PSSI. Jika ada pepatah "jangan bakar lumbungnya, namun bakarlah tikus-tikusnya" ini cukup tepat mewakili kondisi yang terjadi antara PSSI dan kemenpora. Dalam hal ini penulis mengakui bahwa kondisi sepakbola Indonesia itu tidak berada dalam kondisi sehat, banyak sekali persoalan yang terjadi dalam dunia sepakbola nasional.

Banyak sekali isu yang terlempar terhadap dunia sepakbola nasional mulai dari match fixing, penunggakan gaji pemain, sampai ada pemain impor yang terlantar hidupnya karena klubnya tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap pemain tersebut. Harus ada sebuah langkah yang komprehensive untuk menyelamatkan sepakbola nasional. Sinergi antara pemerintah dan induk sepakbola tertinggi nasional tentu merupakan hal yang sangat mutlak, jangan menyerang satu sama lain. Seluruh elemen sepak bola indonesia harus bahu membahu untuk membangun sepak bola indonesia, menjadi sebuah industri yang menjanikan di negeri ini.  Setiap kesalahan itu pasti terjadi, jika ada oknum-oknum nakal yang merusak sepak bola nasional sudah sepatutnya oknum tersebut diringkus, ditangkap dan dikeluarkan dari sepak bola nasional karena itu cukup merusak kondisi sepakbola nasional.

Sekarang denyut seak bola Indonesia kembali bergairah setelah sanksi FIFA terhadap Indonesia dicabut. PSSI dalam hal ini harus mengikuti kehendak insan sepakbola Indonesia untuk melahirkan kompetisi yang sehat. Kompetisi yang bukan hanya ajang formalitas tanpa mengabaikan aspek-aspek yang harus dipenuhi dalams sebuah kompetisi. Kompetisi yang bertajuk ISC A dan B sudah digelar dan memasuki pekan ke 3, terpancar optimisme akan bangkitnya sepakbola nasional, terlepas dari segala kritik yang terjadi terhadap operator kompetisis ISC A dan B. Insan sepak bola tanah air sudah cukup lelah melihat prahara konflik selama satu tahun silam. Mereka menginginkan prestasi dan tontonan yang sangat menghibur. Janganlah kepercayaan yang diberikan oleh FIFA ini disia-siakan. Semoga sepak bola Indonesia berada dalam kejayaan!


Penulis,
Ergi Fathurachman
Direktur Erginesia Institute sekaligus pecinta sepakbola nasional.



*) tulisan ini merupakan opini pribadi penulis tidak memihak kepada salah satu pihak.


Sunday 15 May 2016

IPIREL 2012 FAREWELL PARTY : MY DEDICATION


A week ago on Monday, students of IPIREL batch 2012 had successful held an farewell party. An event that dedicated for us before we separated one each other. Actually, this event was not scheduled or annual event, it's new for us. Impossible, that the word that raised when that idea appear. Maybe some persons will ask why the title likes that. What that it's mean?

Actually this event conducts because cooperation from the committee, there's no superman but only super team. The idea of this event started when I was get hangout at cafe in Yogyakarta. At that time me, Linggar and Kanjeng got the serious discussion regarding this idea. We agreed brought this idea to our friends. We agreed to hold a meeting with our friend to talking this idea, we schedule it. While we already scheduled it, but suddenly I forgot something, I have to go to Jakarta a day before that meeting. But no problem show must go on. It has to continue with or without me.

A dedication, yes this is dedication for me I don't know the other. The purpose of this event firstly is to make unity and solidarity of IPIREL 2012. I have a mission in the future we'll have the relations as alumni with strong relation. This is important, creates an alumni network is our infestation for the future. That’s the one goal from this event. Because of that brilliant goal, I did with my high dedication for this event. In this event I am sitting in the important committee as the conceiver division. An important division or soul of the event. Actually, I was little bit late joined with the committee because I've been long in Jakarta.

But no problem, I was catch up the time, I read the concept that already designed by my partner in my division. I read and learn that concept and give my perspective toward that concept. Actually, in the beginning they planned to hold this event in a cafe, but after the promotion released was not get the best feedback. I had serious conversation with the time, and planned another plan. We agreed our event moved to hotel. I proposed Aston hotel because we can get the special deal with them. And we did survey. Yeah Alhamdulillah we get the special deal and decided to held that event to Hotel Grand Aston Yogyakarta.

Everything I planned as serious started with the system of promotion, ticketing and how to get the participant. Half of my time dedicates for this event. Dedication is the key for a success of event. Up and down sometimes happened during the preparation. That's dynamic is the common thing when we held and event. We could not avoid it.

And finally the day comes, after several months’ preparation God pay me cash. The event running successfully. The participant enjoyed the night with several performances, delicious food, and luxury red carpet such as red carpet Grammy award. Yeah, I am so glad at that time, what I’ve prepared could run well. The entire participant satisfied with the services.