Friday 5 July 2013

HI Dokternya Social


Hidup itu cuma punyadua tugas meen yang pertama adalah 'tidur' dan yang kedua adalah 'makan'. Pasti setiap manusia itu mempunyai cita cita. itu pasti men, cita cita dimiliki oleh semua manusia yang hidup didunia ini. 

Dulu gue juga punya sebuah cita cita yang sungguh amat luhur meen, coba tebak? 'Dokter' itu adalah cita cita gue dari dulu. setelah mengarungi hidup lebih dari 18 tahun, nampaknya keinginan gue menjadi dokter mulai goyang meen. Pada saat itu gue udah mulai berfikir profesi dokter itu terlalu 'mainstream' meen. 

Setelah gue pikir pikir, sekarang itu buat jadi seorang dokter itu perlu uang yang sangat banyak bro, gak hanya sepuluh duapuluh juta, tapi meen sampe ratuasan juta rupiah. Mmmh cukup mencengangkan yaaa bro. Berfikir dan berfikir, jreng jreng jreng, gue inget banget waktu SMA kelas satu gue pernah disuruh menggammbar profesi yang di idam idamkan, dan pada saat itu gue menggambarkan seseorang yang memakai 'Jas Formal' dan latari oleh 'Bola Dunia'. Mungkin temen temen juga udah ngira bahwa gue ingin jadi diplomat. hehe. oleh karena itu gue mempunyai dua alternative yang pertama menjadi Dokter dan yang kedua menjadi Diplomat. wuidih keren yaa bro. 

Dimulai kelas dua SMA, gue udah mulai cari cari PT sebagai langkah buat menggapai cita cita tersebut. Seiring berjalannya waktu akupun menemukan Perguruan tinggi dambaan, herannya bukan Perguruan tinggi negri yang orang orang idam idamkan. Gue tertarik untuk kuliah disebuah Perguran tinggi swasta yang ada di Yogyakarta, yaitu UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

Jreng jreng akhirnya naik kelas tiga SMA, waktunya fokus. Enam bulan berlalu, akhirnya waktu pendaftaran UMY PMDK gelombang satu dibuka, gue dengan semangat empat lima mengisi formulir UMY dan dengan gagahnya mengisi pilihan pertama Perdidikan Dokter dan pilihan kedua aku pilih Ilmu Hubungan Internasional kelas internasional. krik krik waktunya pengumuman, inget banget dulu gue buka pengumuman pas udah Sholat Subuh. Tit komputer dinyalakan, colokan modem telkomsel flash yang gue beli dengan susah payah bagai badai. Dengan diwali membuka website umy www.umy.ac.id, gue download lah itu file pengumuman, diawali Bissmillah gue scroll perlahan, kali aja ada nama gue terselip disana. Namun tragisnya ga ada nama gue disana. Mmmmh pasrahlah gue disana, tapi Life must go on meeeeen \m/ gue pun menunggu giliran pmdk gelombang dua. 
Tetorettoret gelombang dua bro, seperti biasa dengan gagah gue mengisi formulir dan menuliskan pilihan pertama PENDIDIKAN DOKTER dan pilihan kedua Ilmu hubungan Internasional. Tibalah waktunya pengumuman, tapi lagi lagi gue gak diterima bro. Stress lah, gue saat itu, gue udah stress banget, sedih haru pokoe serasa hidup mau berhenti bro. Tapi dengan kegigihan hidup, gue tegakkan kepala dengan tangan mengepal bahwa hidup itu gak cuma sampai disini. Gue pun menjalani hari hari dengan optimis. 
Pada saat itu gue iseng iseng membuka website umy, ternyata eh ternyata ada ada PMDK gelombang dua, dari saat itulah gue banting stir dak lagi abisi ke pendidikan Dokter tapi gue fokus ke Ilmu Hubungan Internasional UMY. Diformulir gue tulis pilihan pertama Ilmu Hubungan Internasional kelas Internasional dan Pilihan kedua Ilmu Hukum kelas internasional juga. Slow but sure akhirnya gue tembus di International Program of International Relations UMY bro, puji syukkur gua disitu. Akhirnya gue menndapatkan jalan untuk mendapatkan cita cita gue. 
Gue inget banget pas pertama kuliah, dimata kuliah Introduction of International Relations, dosennya Pak Sugeng dosennya, dia menjelaskan beberapa alasan kenapa masuk jurusan HI dan disitu ada satu poin, Orang memilih jurusan HI itu karena tidak diterima di pendidikan dokter. Sontak sedikit tertwa saat itu, namun itu relatita banget, hidup gue banget kaya gitu. haha. 

Setelah satu tahun di IPIREL UMY akhirnya gue menemukan keluarga baru. Memet, Rangga, Erdhieta, Linggar, Budi dan yang lainnya. mereka merupakan keluarga baru keluarga diperantauan. Dan akhirnya gue enjoy menjalani kehidupan ini demi menggapai cita cita gue.

0 comments:

Post a Comment